Selasa, 02 Oktober 2012


Learning By Doing Boarding School adalah sekolah tingkat dasar yang menganut metode freedom of study. Kebebasan di sini adalah kebebasan untuk menggunakan metode pembelajaran. No uniform, no shoes, no hat, and no "angry bird" (guru killer, red). Lingkungan asrama yang tenang, kicauan burung kecil, semilir angin pengunungan membuat betah berlama-lama di sekolah ini. Asrama berdiri kokoh memanjang di ujung timur kompleks sekolah. Di sebelah utara, megah nan mewah bangunan putih bertuliskan Ruangan Guru, disampingnya berdiri menara tinggi yang kemudian saya ketahui sebagai pemancar gelombang wifi + radio sekolah. Sarana olahraga, seperti lapangan sepak bola dan badminton, terletak di tengah kompleks sekolah. 
Puas melihat keadaan sekeliling, saya pun beranjak menelusuri kelas-kelas yang berada di sisi barat. Dari balik jendela, terlihat bangku-bangku yang disusun dengan pola U-Shape, sehingga memudahkan guru dalam berinteraksi dengan para siswa.

Tujuan awal dari didirkannya sekolah ini adalah untuk mencetak anak-anak unggul, kreatif, berwawasan luas, mampu berpikir secara rasional, dan mengerti konsep keilmuan. Tak peduli berasal dari kalangan miskin ataupun berpunya,  semua biaya terkait sekolah ditanggung oleh pihak yayasan, SELURUHNYA. Untuk itu, yayasan menerapkan tahapan yang ketat dalam melakukan rekrutmen. Untuk menjadi siswa di LBD BS tidaklah mudah. Berbagai tahapan seleksi dilakukan oleh anak-anak yang berminat masuk ke sekolah ini. Mulai dari tes kesehatan, psikologi, kognitif, dan kemampuan verbal yang baik. Namun demikian, ada syarat utama yang tidak boleh dilanggar, Muslim. Yup...karena LBD BS menerapkan pola seperti pesantren, dimana anak-anak selain diajarkan ilmu-ilmu umum, juga diajarkan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah.  


To be continued...

0 komentar :

Posting Komentar