Kamis, 12 April 2012

Bismillahirrahmanirrahim...

“Ada empat hal yang termasuk kebahagiaan; istri sholihah, rumah yang lapang nan luas, tetangga yang sholih dan kendaraan yang nyaman. Dan ada empat hal yang termasuk kesengsaraan; tetangga yang  jelek (akhlaknya), istri yang jelek (akhlaknya), rumah yang sempit dan  kendaraan yang tak nyaman.”
HR. Ibnu Hiban no: 1232 dishohihkan oleh al-Albani dalam ash-shohihah 1/509

Yup..salah satu hal yang termasuk dalam kebahagiaan adalah rumah yang lapang nan luas. Nah...insya allah kami saat ini sedang "GALAU" menunggu proses pembelian rumah melalui mekanisme KPR. GA jauh-jauh, ntu rumah deket ama kontrakan yang sekarang.

Setelah hunting ke sana kemari, akhirnya kami memutuskan untuk memilih menggunakan KPR dari Muamalat. Kenapa??
Alasan 1.
KPR di Bank Muamalat tidak memerlukan DP yang besar (cuma 10%). Biasanya pada bank konvensional ataupun bank syariah lainnya, DP yang dipersyaratkan oleh Bank berkisar antara 20% - 30% (untuk rumah second). 

Alasan 2.
Iming-iming pencairan yang cepat. Pada awalnya, mereka sempat bilang kalo pencairan bisa memakan waktu 1 minggu sampai paling lama 14 hari setelah BERKAS LENGKAP.

Alasan 3.
Account Managernya (AM) mau langsung ngedatangin ke kantor, sekalian memasukkan aplikasi. Jadi kita ga perlu repot mondar-mandir ke Bank gitu.

Singkat cerita, tanggal 27 Maret 2012, kami secara resmi mengajukan KPR dengan melengkapi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak Bank. 

Persyaratan bagi Pembeli:
1. Fotokopi KTP (sama istri juga)
2. Fotokopi Surat Nikah
3. Surat Keterangan Gaji dari Kantor (sama istri juga)
4. Fotokopi NPWP (sama istri juga)

Persyaratan bagi Penjual:
1. Fotokopi KTP
2. Fotokopi surat nikah
3. Surat penawaran penjualan
4. Fotokopi Sertifikat
5. Fotokopi IMB
6. Fotokopi PBB

Berkas-berkas sudah lengkap semua, uang muka udah di bayar ke Penjual sebesar 5juta rupiah, dan sekarang tinggal survey lokasi plus investigasi yang dilakukan oleh Bank. 

Alhamdulillah, tanggal 29 Maret 2012, dari pihak Bank selesai survey, dan kemungkinan besar katanya disetujui. 

Okelah, kita nunggu. Proses persetujuan itu emang ga bisa diprediksi kapan. Ada aja masalah yang menyebabkan tertundanya proses tersebut. Mulai dari Kepala Cabang yang lagi cuti, sampe langsung ikut seminar.
Ditengah perjalanan, si Penjual tiba-tiba minta uang lagi sebesar 10juta. Padahal kan ni statusnya belum pasti disetujui. Bingunglah saya....!!! Apa harus dikasih>????
Tanggal 11 Maret 2012 sore, saya dibbm ama AM dari muamalat, katanya sih offering letters sudah ditandatangan dan akan segera diemail ke saya. 

Karena dah dibilang gitu, saya PD aja tuh ngasih duit lagi ke Penjualnya. 
Tapi sodara-sodara sampe sekarang (12 Maret 2012), tuh yang namanya Offering letters belum dikirim juga ke saya. Pyuh.....sabar..sabar....
Tinggallah saya galau sendiri, harap-harap cemas, semoga AM nya benar dan ga bohong kalo Offering Letters tersebut sudah beneran ditandatangan.


Yah......, janji-janji marketing Bank kadang emang ga bisa dipercaya. Pencairan yang dijanjikan seminggu atau maksimal 14 hari, terlewati sudah. 

Tinggal berdoa saja.


*) ntar saya update lagi kalo dah ada perkembangan. ^__^







Rabu, 11 April 2012

Bekerja di kantor, tidak melulu menggunakan kecanggihan teknologi.  ada saatnya dimana teknologi yang notabene merupakan bikinan manusia itu tidak bisa berfungsi, ya kan? ya kan?
jadi, kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan manual itu tetap harus ada dan kalau perlu dilatih. *soksokAn…
di kantor saya yang lama, ada 2 mesin fotokopi. yang satu sudah canggih. tinggal masukin, set..set..pencet pencet..ditinggal. hasilnya sudah berurutan tinggal dijilid aja. bener-bener pengen tak bawa pindah serta mesin itu!
nah, begitu saya pindah, mesin fotokopi yang di kantor baru ga secanggih itu. masih yang manual, ngopinya perlembar satu satu.
paling males adalah, ketika mendapat disposisi surat edaran, yang mana harus digandakan banyak, dan harus dibagikan segera, dan lagi harus diset manual…zzzZZZzzz…males banget!! kan kalau lembarannya banyak, meja jadi penuh, ga cukup lagi! yasudahlah…daripada mengutuki mesin yang ga canggih, mendingan cari solusi ya toh..
untung dulu pernah nungguin tukang fotokopi ngeset hasil kopiaannya, saya tiru aja. jadi cepet, hehe.. begini ni…

  • tata dengan memisahkan per lembaran yang sama.

 
2.

  • ambil lakban (harusnya yang item, tapi yang ada apa aja bisalah dipakai). tempelkan pada jari telunjuk kanan, bagian yang berperekat justru berada diluar.
 

jadinya begini ni..

 





  •  terus, pakai deh untuk mengambil lembar demi lembar..bisa cepet banget.

 




beneran deh.. cepet banget. apalagi kalau jam terbangnya dah tinggi, bisa jadi tukang fotokopi loh..*halahhh..
makasih banyak ya mbak tukang fotokopi yang menginspirasi saya. you save me dari penyakit hati ga manfaat =>mengutuki mesin tak berdosa.
eh, setelah dirasa-rasa, cara ini koq mirip ya, dengan teknik menjilat jari. biar kertasnya gampang diambil, jadi jari dibasahin pake –maaf- air ludah sendiri. iyalah..kalo ludah orang lain, makin jijay dunk!
 ih, tapi ngeri. pernah dengar cerita tak tentang akibat buruk menjilat ini?
silakan ambil cemilan, simak cerita berikut. xexexe..
ini cerita denger denger, katanya katanya (eh, atau saya dari baca di mana gitu ya..lupa). alkisah..
ada orang yang punya kebiasaan menjilat perangko atau amplop yang berperekat, langsung dengan lidahnya. nah, suatu kali, dia merasa lidahnya ini sakit. kemudian diperiksa ke dokter, dan hasilnya nihil. tidak ada masalah yang ditemukan. tapi eh..lama-lama koq lidahnya bengkak, hingga akhirnya harus dioperasi. tahukah kenapa? ternyata..didalam lidahnya yang membengkak itu, terdapat larva kecoa. Ya! kecoa. jadi, ketika menjilat amplop itu, ternyata ada telur kecoa yang kecil, tersimpan dalam lidah, hangat dan akhirnya berkembang di sana. ih ngeri yaa..
terlepas dari benar atau tidaknya. memang kurang higinis ya, jilat menjilat gitu. okelAH…
mari kita lanjutkan lagi ngeset hasil kopian setumpuk ini. GanbaTTe ne’!!

-Ummu Ibaad-