Sabtu, 24 Mei 2014


Pada suatu ketika, saya menyadari, tiap saat pikiran saya tertuju pada minyak.  Dan pada suatu ketika itu, saya demen banget menatap lama-lama deretan minyak di supermarket. Yang kemasan plastic, botol kaca, atau kaleng. Ada apakah? Ya ga ada apa-apa, Cuma penasaran aja, koq banyak banget jenis minyak dan bisa dipake masak gitu. Biasa, habis dari jalan-jalan di forum dan akhirnya focus pada bahasannya.
Tapi memang sich, di rumah itu ada beberapa minyak yang saya dan sekeluarga pakai. Ini postingan penting ya? (-___-)"
Juragan minyak (wanna be)mau berbagi informasi tentang timbunan minyak di rumah dan di tasnya..halah..
1. Minyak goreng biasa, minyak sawit, yang warnanya kekuningan. Biasanya saya pakai kunci mas. Khususon untuk goreng menggoreng. Kalau orang di kampung saya dulu menyebutnya minyak pabrik. Banyak yang suka minyak pabrik karena ga mudah beku. Maklum, udara temanggung dinginnnnnn.
2. Minyak kelapa, warna bening. Kalau ga pakai merk Barco ya pakai Aroma. Diantara dua merk itulah yang dipakai, paling gampang ditemui di pasaran. Ini untuk keperluan memasak dan tumis tumis.
3. Margarin. Ini sebenernya paling dihindari, karena agak jahat kandungannya. Kalau sedikit, gapapa kan ya.. (minta permakluman).  Ada persediaan biasanya kalau lagi belajar baking. Kadang margarin yang punya aroma butter. Merk apa ya..blue band sama filma kayaknya.
4. Butter atau mentega.  Tau kan bedanya dengan margarin? Kalau mentega dari lemak hewan, margarin dari kopra. Please cmiiw. Cukup sedikit sediaannya oleh karena harganya yang lumayan. Ini juga in the name of MPASI.  Kalau pakai butter, wanginya semerbak. Kadang buat olesan roti dan sebagainya. Merknya orchid. Unsalted kalau buat MPASI.
5. Minyak wijen. Kalau lagi pengen masakan chinese food.
6. Rice bran oil. Beli pertama kali untuk keperluan OCM. Apakah itu? Itu sejenis teknik membersihkan wajah. insyaAllah akan saya bahas lain waktu. Yang kedua, untuk menuruti hasrat penasaran, tapi ga mau rugi. Ini juga buat numis dan masak. Tau kan kalau di deretan minyak ada minyak canola, minyak kedelai, minyak jagung, grapesheet oil juga? Nah..karena pertimbangan harga pula maka RBO inilah yang terpilih. *irit itu udah habit. Haghaghag.
7. Evoo. Extra virgin olive oil. Ini adalah minyak zaitun perasan pertama, masih murni, belum dicampur dengan apa-apa. Kira-kira begitu. Anda bisa mendapatkannya di supermarket besar, seperti superindo, carrefour, hypermart, dan sebagainya.  Merknya ada Felipo Berio (maaf kalau salah ketik), al amir,Borgess  trus apa lagi ya..banyak bangetlah. Kalau ga ada supermarket besar di sekitar rumah, bisa dicari di tempat jualan herbal. Hati-hati, ada yang tulisannya extra light! ELOO. Soalnya bedaaa.. minyak zaitun memang ada beberapa tingkatannya.  Ada yang kemasan kapsul, karena sekarang sudah ga asing lagi evoo sebagai suplemen kesehatan sehari-hari. Kalau saya, beli yang tidak kemasan kapsul, karena peruntukannya tidak hanya untuk makan.
Ah, saya tuh cinta banget deh sama evoo. Dari ujung rambut sampai jempol kaki bisa menikmati faedahnya. Dari ruam popok, membersihkan wajah, pijat, lulur, pelembab, semuanya.
Saya juga pakai evoo untuk diet penambah berat badan ibaad. Ramuan modisco namanya. Singkatnya adalah, susu yang difortifikasi dengan lemak. Untuk lemaknya, saya pakai evoo.
8. VCO atau virgin coconut oil. Sama halnya dengan evoo, selain untuk suplemen makanan, bisa untuk oles-oles. Dan baunya…hhmmm enak banget seperti kue kelapa. Kalau pakai evoo kadang saying kalo cuma buat pijet, nah, ganti aja dengan vco, khasiatnya bagus juga dan ga bikin sakit ati karena harganya jauh lebih terjangkau.
9. Minyak butbut atau herba jawi. Saya tidak menemukan nama lain selain itu. Bagaimana mendapatkannya? Cari di penjual herbal HPA (mlm herbal Malaysia), saya belum ketemu supermarket  yang menjual  minyak but but. Gunanya banyak ; untuk perut kembung, gatal, luka (karena bisa sebagai antiseptic), diare (bisa diminum juga) bahkan untuk membersihkan perut. Ini cinta kedua saya selain evoo. Banyak banget gunanya.
10. Minyak telon. wkwkkwkwk, perlu ya di tulis? Barangkali ada yang sehobi dengan saya, parfumnya minyak telon? Hehehe.  Saking seringnya uleng-uleng si baby.
11. Minyak kayu putih. Tetap sedia mesti fungsinya bisa digantikan dengan minyak butbut dan minyak telon. Kemasan kecil saja, kalau ada keluarga atau teman yang sakit dan belum terbiasa dengan minyak butbut.
12. Minyak tawon. Saya sedia di kantor, karena sering pegel bahu.
13. Natur e. wkwkkwkwkw. Ceritanya, di kantor kan sedia obat-obatan untuk karyawan, nah ada natur e juga. Iseng aja nyobain. Diminum? Enggak. Tapi buat oles muka. Wkwkwkkwkw.
14. Minyak bulus. Ini juga ada karena penasaran. Oleh-oleh dari trit kecantikan biasanya timbul semangat mencari benda yang fungsinya ajib. Kenyataannya saya paling jarang menggunakan minyak ini untuk olesan wajah karena baunya ampun ampunan.
15. Minyak ikan. Nah..selain sebagai suplemen untuk abah, ummi dan ibaad, minyak ini juga bisa untuk oles-oles, asal anda tahan baunya. Konon, yang rutin minum minyak ikan, kulitnya bisa glowy gitu..
16. Minyak habbatussauda. Sudah tersohor ya tentang manfaat jintan hitam ini. Sama juga dengan beberapa minyak di atas, selain sebagai suplemen, bisa juga untuk oles-oles. Habbatussauda ada juga yang serbuk. Saya lebih suka yang minyak.
Ternyata memang banyak ya, sudah belasan. Sejujurnya saya masih penasaran dengan beberapa minyak, seperti rosehip oil,minyak sereh dan berbagai minyak atsiri lain,  avocado oil, even castor oil. Rasa penasaran saya terutama pada manfaat dan cara pembuatannya. Mudah-mudahan suatu saat bisa menyaksikan langsung proses pembuatan minyak zaitun dan kawan-kawannya. Amin.

update..hihihi kesenengan saya pada minyak masih berlanjut yes..
hihihi..sudah ada beberapa minyak yang dicoba, ya minyak jagung buat masak, minyak kedelei (pokoknya minyak untuk salad yg ada di deretan minyak di supermarket, jadi bukan di deretan bukan minyak yaaaa -apa seeh-)
ada castor oil (akhirnya), yang saya dan adik saya pakai untuk skin care tentunya. untuk membersihkan wajah, dan kalau adik saya suka dioles ke tumit. iya, minyak jarak, tapi jangan dibayangin kayak oli gituuu >__<

lalu ada almond oil..yeeeeeeeeee asik, ini minyak kayak harrrrrrta gitu. secara kulit saya tipikal normal to dry, jadi kayak nemu semacam senjata melawan kemarau di kulit ini..hihihihi..

ada lemontea grass oil (aneh ya?0 emang, saya pikir minyak sereh, tapi baunya ada jeruk seger gitu, dan sangat ringan, ga berat kayak dua minyak sebelumnya. kadang saya pakai untuk campuran buat membersihkan wajah, kadang saya tuang beberapa tetes ke bak mandi anak-anak kalau mereka batuk pilek. aromanya segar, dan suka aja sensasinya..

masih ada minyak lagi yg pingin dicoba : grapeseed oil. cuman harus sabar dan tahan diri, ga boleh boros hura hura. ini minyak yg ada masih banyak dan juga ga boleh mubadzir, ye kan ye kan?

haik, mari kita lanjutkan petualangan minyak iniii



 Bismillahirrahmanirrahim...

Beberapa waktu belakangan, beberapa kali terpikir untuk menjadi seorang pengajar, entah itu SMA ataupun di jenjang Perguruan Tinggi. Alasannya sederhana, bosan dengan rutinitas pekerjaan dan ingin mengabdikan diri dengan memberikan ilmu kepada semua orang. Cuma satu hal yang masih mengganjal, apakah ilmu yang pada diri ini sudah memadai untuk dibagikan? Sempat bertanya pada seorang teman, dan ternyata dia merasakan hal yang sama. Ternyata kebosanan menjadi seorang pegawai tidak hanya dirasakan oleh saya seorang. :D Hanya saja,dia akan keluar dari pekerjaannya kalau sudah lulus S2 dan dirasa siap secara mental keluar dari zona nyaman.

Sejak hari itu, saya bertekad untuk segera menyelesaikan S1 dan mencari beasiswa S2. Rencananya sih ingin ikutan beasiswa yang tidak terikat dengan tempat kerja. Kalau terikat kan sama aja bohong, semakin lama bisa keluar dengan free tanpa harus membayar ganti rugi kepada negara. hehe....

Jalan yang saya rencanakan begini kira-kira:
Lulus S1 (2014) -- Kursus Bahasa Asing (2014) -- Ikut program beasiswa IMF biar bisa ke Jepang (2017) -- Kuliah S2 di Jepang (Todai or Kyushu) (2018-2020) -- Leyeh-leyeh dulu di Jepang barang 5 tahun -- Kembali ke Indonesia kalau ada Universitas yang mau nampung, kalau ga ada ya stay terus aja jadi imigran ^__^

angan-angan yang sepertinya ketinggian. Tapi ya...who knows lah....!! yang penting terus berusaha dan berdoa selebihnya serahkan pada Allah Azza wa Jalla yang maha mengetahui.